Rencana Perang Schlieffen

Posted by Smoking Frogz in


Jauh hari sebelum PD I pecah, Jerman telah menyiapkan rencana perangnya yang terkenal dengan nama Rencana Schlieffen yang dirampungkan tahun 1905. Perancangnya adalah Kastaf Tentara Kekaisaran Jerman Jenderal Count Graf Alfred von Schlieffen (1833-1913) yang menduduki jabatannya itu sejak 1891. Sebagai perwira tentara Prussia sejak tahun 1854, Schlieffen mengalami berbagai perang besar maupun kecil, antara lain dengan Austria dan Perancis yang melahirkan penyatuan Jerman (1871). Sebagai negara yang terletak di tengah benua Eropa, maka Jerman secara potensial terkepung jika negara-negara dikanan-kiri memusuhinya.

Karena itu Schlieffen menyusun rencana perang dengan Perancis sebagai target karena dianggap sebagai musuh terkuat di Eropa, karena itu Perancis harus dihancurkan terlebih dahulu baru menghadapi yang lain, khususnya Rusia di timur. Pendirian ini berbeda dengan para pendahulunya, Graf von Waldersee dan Marsekal Helmuth Karl Bernhard von Moltke (paman dari Marsekal von Moltke, Kastaf Jerman ketika PD I pecah), karena keduanya lebih mementingkan memukul Rusia terlebih dahulu. Sedangkan Schlieffen yang melihat luas wilayah maupun jejaring pertahanan Rusia, yakin bahwa kemenangan Jerman yang cepat, akan sulit dicapai.

Untuk mengalahkan Perancis dalam tempo cepat, maka ia menekankan penggunaankekuatan besar untuk menghantam rusuk Perancis. Untuk itu dua-pertiga kekuatan angkatan bersenjata Jerman harus dikerahkan untuk tugas ini. Mereka harus melalui wilayah Belgia dan kalau perlu juga Belanda, sekalipun ini bearti melanggar kedaulatan dan kenetralan kedua negara tersebut. Sebab hanya lewat wilayah tersebut, terutama Belgia bagian selatan, tersedia cukup ruangan untuh mengerahkan pasukan Jerman secara besar-besaran. Pasukan Perancis akan didesak dari utara dan belakang, lalu dijepit di bagian selatan. Direncanakan pasukan Jerman yang lain akan masuk dari selatan apabila waktunya sudah tepat untuk menjepit.

Schlieffen memilih wilayah utara atau Belgia untuk masuk ke Perancis karena kawasan Perancis diselatan terlalu bergunung-gunung sukar untuk dilalui. Sedangkan untuk meng-invasi dari timur atau frontal berhadap-hadapan, hal ini dihindarinya karena sering tidak menghasilkan kemenangan yang menentukan dalam waktu singkat. Dalam rencana perang, hanya sebagian kecil dari tentara Jerman yang ditinggalkan untuk menjaga perbatasan dengan Perancis di selatan, dan sebagian lainnya (bersama pasukan aliansi Austria-Hungaria) bersiaga di timur untuk menghadapi serangan Rusia. Apabila di front barat Perancis telah ditundukkan maka kekuatan terbesar Jerman akan diarahkan ke timur.

Tatkala rencana Schlieffen ini mulai diketahui musuh-musuh Jerman, maka Perancis berusaha mendekati Belgia untuk diajak kerjasama menghadapi ancaman Jerman. Rupanya Belgia yakin sekali akan jaminan terhadap kenetralannya yang dijaga negara-negara Eropa lain termasuk Jerman sendiri sehingga tidak menghiraukan ajakan Perancis tersebut. Begitu pula upaya panglima Perancis Jenderal Augustin Edouard untuk melipatgandakan pasukan cadangan yang akan mempertahankan perbatasan dengan Belgia, ditampik oleh pimpinan militer lainnya. Mereka menekankan bahwa doktrin adalah ‘ofensif berdasarkan elan Perancis, dan pasukan cadangan tidaklah cocok untuk doktrin ofensif.’

Tetapi dalam penerapannya, rencana Schlieffen tidak dijalankan sepenuhnya oleh von Moltke yang secara drastis mengurangi kekuatan untuk memukul Perancis dari rusuk pada awal perang. Sebagai akibatnya pukulan yang menentukan dalam waktu singkat terhadap Perancis tidak terjadi. Bahkan pasukan Jerman tidak dapat maju dan terjebak dalam apa yang kemudian dikenal sebagai perang parit atau ‘trench war’ yang statis dan penuh penderitaan bagi kedua-belah pihak.

This entry was posted on Wednesday, April 8, 2009 at 2:01 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the .

0 comments